Jumat, 27 Mei 2011

DARI GERAKAN UNTUK SEBUAH PERADABAN

Sebuah tulisan penggugah semangat guna menyadarkan Mahasiswa akan arti pentingnya dalam sebuah peradaban

            Berbicara soal pergerakan maka mengingatkan kita pada sejarah masa lalu, dimana kala itu tiba-tiba saja Makkah terasa lengang dan sunyi. Ada banyak wajah yang terasa perlahan-lahan mulai menghilang dari lingkungan pergaulan. Tapi tidak ada berita. Tidak ada yang mengetahui secara pasti tentang apa yang sedang terjadi dalam komunitas Muslim dibawah pimpinan Rasulullah saw. Rencana ini memang terlalu halus untuk dideteksi secara dini oleh para pemimpin musyrik Quraisy Makkah. Dan hal Ini memang bukan rencana yang bisa dirahasiakan dalam waktu lama. Orang-orang musyrik Quraisy Makkah akhirnya memang mengetahui bahwa kaum Muslim telah berhijrah ke Madinah di saat proses hijrah hampir selesai. Maka gemparlah penduduk Makkah. Tapi sebuah episode baru dalam sejarah telah dimulai. Sebuah gerakan telah berkembang menjadi sebuah negara dan sebuah negara telah bergerak menuju peradabannya. Tatkala pemimpin gerakan itu Rasulullah saw telah membangun infrastruktur negara dengan masjid sebagai simbol dan perangkat utamanya. Dan tatkala pemimpin gerakan itu menciptakan kohesi sosial melalui proses persaudaraan antar komunitas darah yang berbeda tapi menyatu sebagai komunitas agama (Muhajirin dan Anshar), dan membuat nota kesepakatan untuk hidup bersama dengan komunitas lain yang berbeda (Piagam Madinah), serta merancang sistem pertahanan negara melalui konsep “Jihad fi Sabilillah”.
            Hari ini kita sebagai Mahasiswa, kaum terpelajar yang terpenjara dalam kampus di negara demokrasi tentunya tidak menginginkan kehadiran kita tidak lebih sebagai anak culung yang baru lahir kemarin yang tak tau mau berbuat apa dan untuk apa. Melainkan keberadaan kita mampu membawa hal yang serupa bahkan lebih tatkala seorang pemuda yang bukan dari kaum terpelajar saja dan tak pernah mengenyam bangku kuliah mampu melakukan pergerakan dan membuat sebuah peradaban yang mampu menjadikan peminta-minta menjadi ahli sedekah. Lalu bagaimana dengan kita hari ini?
            Bahwa hari ini sesungguhnya mahasiswa bukanlah kaum terpelajar yang hanya bisa duduk diam di meja bangku kuliah menerima berbagai materi dari para dosen akan tetapi sesungguhnya mahasiswa adalah sebuah gerakan yang ketika bergerak maka mampu melahirkan sebuah peradaban baru. Memang benar, Pasca-1998, gerakan mahasiswa berada di persimpangan jalan. Karena gerakan mahasiswa di negara manapun, memang tidak pernah menjadi sebuah kekuatan politik permanen yang mampu menjaga sebuah peradaban untuk tetap bertahan. Akan tetapi, gerakan mahasiswa bak sebuah kerumunan yang terorganisir, datang ketika momentum memanggil, dan pergi setelah tugas ditunaikan. Selain karena mahasiswa banyak di sibukkan dengan tugas-tugas kuliah sehingga tak sempat memikirkan penderitaan rakyatnya yang sedang terjadi, juga karena politik selalu bergerak dengan kepentingan yang tak mungkin dikawal tuntas oleh mahasiswa. Dan kini, gerakan mahasiswa terfragmentasi dengan begitu luas. Aksi-aksi mahasiswa menjadi tak lebih dari sekadar retorika dan aktivitas seremonial. Dan yang lebih parah lagi, banyak aktivis mahasiswa yang tergoda oleh sesuatu yang sebenarnya bukan bagian dari dunia mahasiswa yang membuat gerakan yang mereka bawah lebih cenderung ibarat sebuah kuda yang sedang ditunggangi.
MAKA HARI INI, JAM INI, MENIT INI, DAN DETIK INI, AKU, KAMU DAN MEREKA KITA BERSEPAKAT BAHWA GERAKAN MAHASISWA BUKANLAH GERAKAN UNTUK SEBUAH KEPENTINGAN SEKELOMPOK ORANG AKAN TETAPI UNTUK SEBUAH KEPENTINGAN BERSAMA MENUJU SEBUAH PERADABAN YANG JAUH LEBIH BAIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar