Ikhwafillah....
Siapa bilang POLITIK tak penting dan siapa bilang Shalat, Puasa dan Zakat tidak penting....!! Semuanya adalah hal yang sangat penting dalam Islam. Dewasa ini, banyak ummat Islam telah meninggalkan politik. Bahkan ada saudara-saudara kita sangat membenci politik. Lalu pertanyaannya!! Apakah Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW hanya untuk mengurusi Shalat, Puasa dan Zakat?? Rasa-rasanya terlalu lucu kalau kemudian Al-Qur’an diturunkan hanya untuk mengurusi ketiga hal itu. Olehnya itu, kita pahami bersama bahwa ummat Islam sendirilah yang kemudian menyempitkan pemahaman tentang Islam itu sendiri. Padahal Islam yang didalamnya ada Al-Qur’an hakikatnya Allah turunkan untuk dijadikan pedoman oleh ummat manusia di semua hal yang ada dalam kehidupan ini, termasuk politik itu sendiri. Kaitannya dengan "Hijau Hitam" yang saya bahasakan disini adalah bahwa hari ini "Hijau Hitam" lebih semangat di banding kita dalam mempelajari politik itu sendiri. Ingat, secara bersamaan kemarin kita sebagai “Hijau Putih” dan dia sebagai “Hijau Hitam” sama-sama mempelajari politik, tentunya di dua tempat yang berbeda. Lalu kemudian apakah kita perlu takut kepada mereka?! Jawabanya TIDAK. Karena sesungguhnya mereka bukanlah musuh kita. Melainkan tim penguji kita untuk menyadarkan kita tentang seberapa besar kekuatan kita. Ingin saya katakan kembali Ikhwafillah bahwa tulisan ini saya buat semata-mata untuk berbagi tentang bagaimana kita bersikap dalam menghadapi “Hijau Hitam” setelah semalam saya sedikit mendapatkan informasi dari perbincangan saya dengan seorang kawan baru saya yang juga seorang Tokoh dalam barisan Dakwah, namun ketika tulisan ini saya buat nama kawan baru saya itu saya lupa.
Ikhwafillah....
Pertama
Ternyata, untuk menghadapi mereka cukup kita belajar ketika kita menghadapi adik-adik kita yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Kenapa? “Hijau Hitam” kesahariannya banyak bicara, dan memang jago bicara (retorikanya mantap), banyak menuntuk (mega elo’na), tetapi tidak ada AKSInya (de’ na melo majjama). Sementara kita, karna banyaknya AKSi (kegiatan) sampai-sampai untuk bicara kita setengah mati karna “poco”/kecapean bahasa Jakarta nya. Dengan demikian, maka kita menyikapinya bukan dengan kita juga banyak bicara/adu retorika. Akan tetapi kita tetap istiqomah melakukan kebaikan karna upah itu pasti, SURGA.
Kedua
Kita kemudian tak perlu takut apabila dalam tampuk kekuasaan nantinya mereka bersama kita, sebagai buah dari kemampuan berpolitik mereka. Maka yang perlu kita pahami bahwa, kekuasaan bukan berarti dari akar sampai daun yang mengisi adalah satu warna. Akan tetapi walaupun sedikit yang penting berpengaruh. Jadi PR kita Ikhwafillah adalah bagaimana kita semua mampu menciptkan tokoh kita sehingga mampu membentuk “PIRAMIDA” (bukan piramida Zionis yang pada puncaknya ada mata satu) akan tetapi ujung dari piramida tersebut adalah Tokoh kita (Pemimpin) yang akan di tunjang oleh badan piramida hingga kedasar yang semakin besar (Anggota yang banyak di bawah sepenuhnya mendukung pemimpin). Disini penekannya adalah bagaimana kita melakukan penokohan yang berpengaruh. Dan tak lupa bahwa “Hijau Hitam” akan melakukan hal yang sama. Tinggal bagaimana kedua tokoh ini selain berpengaruh tentunya harus di tunjang dengan pengetahuan, kreatifitas dan etos kerja yang mumpuni.
Ketiga
Prinsip sedikit tapi berkualitas memang harus tetap kita junjung. Tapi bukan berarti sedikit itu melupakan yang lain. Artinya, peran kita sebagai pejuang dakwah tidak hanya sebatas bagaimana menguasai satu kendaraan dakwah akan tetapi tetap mengendarai kendaraan yang ada walaupun sederhana (yang telah diraih harus tetap berjalan dan yang akan diraih harus tercapai)
Keempat
Atas nama pribadi selaku penulis yang tulisan ini datangnya dari hati, saya meminta maaf kalau ada salah kata dan kalau ada pihak yang merasa dirugikan atau merasa terdzalimi. Saya rasa ini sah-sah saja karna hari ini negara kita tercinta masih menganut sistem “DEMOKRASI” yang kadang-kadang juga menjadi “DEMOCRAZY”
Sekali lagi mohon maaf....!! Jangan ada benci diantara kita....
Sumber: Kata hati Arsam Al Banna